Berita Bone — Sepanjang tahun 2025, tercatat lebih dari 400 kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Hewan yang paling sering terlibat dalam kasus tersebut adalah anjing dan kucing peliharaan maupun liar.

Meski jumlah kasus tergolong tinggi, seluruhnya telah tertangani dengan baik oleh petugas kesehatan hewan dan fasilitas layanan kesehatan yang tersebar di berbagai kecamatan. Hingga akhir Oktober 2025, tidak ditemukan satu pun kasus positif rabies di wilayah Kabupaten Bone.
Petugas Gerak Cepat Tangani Laporan Gigitan
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Bone, drh. Andi Nurhidayah, mengungkapkan bahwa pihaknya terus melakukan respons cepat terhadap setiap laporan gigitan hewan. Setiap kasus yang dilaporkan segera ditindaklanjuti dengan observasi hewan, pemberian vaksin anti rabies (VAR), dan edukasi kepada masyarakat.
“Begitu ada laporan gigitan, petugas lapangan langsung turun untuk memastikan hewan diperiksa dan korban segera mendapatkan vaksinasi. Dengan sistem ini, kita bisa menekan risiko penyebaran virus rabies,” ujar Andi Nurhidayah, Senin (27/10/2025).
Baca Juga : Sebanyak 150 Ekor Anjing Divaksin di Kecamatan Amali
Ia menambahkan, sebagian besar korban gigitan adalah warga pedesaan yang beraktivitas dekat dengan hewan peliharaan. Namun, berkat sosialisasi intensif, kesadaran masyarakat untuk segera melapor meningkat signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Vaksinasi Hewan dan Edukasi Terus Ditingkatkan
Selain penanganan kasus gigitan, pemerintah daerah juga memperkuat program vaksinasi massal pada hewan penular rabies, terutama anjing dan kucing. Kegiatan ini dilakukan secara berkala di seluruh kecamatan bekerja sama dengan puskeswan (pusat kesehatan hewan) setempat.
“Upaya vaksinasi hewan menjadi langkah pencegahan utama. Kami juga rutin melakukan penyuluhan agar warga tidak membiarkan hewan peliharaannya berkeliaran tanpa pengawasan,” tambahnya.
Bone Tetap Zona Aman dari Rabies
Data Dinas Peternakan mencatat, selama tiga tahun terakhir Kabupaten Bone berhasil mempertahankan status zona bebas kasus rabies manusia. Capaian ini tidak lepas dari kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, tenaga medis, dan masyarakat.
Meski demikian, pemerintah terus mengimbau warga untuk tetap waspada dan melaporkan setiap kasus gigitan hewan ke puskeswan atau puskesmas terdekat agar dapat ditangani secara cepat dan tepat.
“Target kami bukan hanya menekan angka gigitan, tapi memastikan Bone tetap aman dan bebas dari rabies di masa mendatang,” tutup Andi Nurhidayah.


















